Pembelajaran dimasa pandemi tentu menyisakan banyak persoalan dalam mencapai tujuan pembelajaran, hal ini terjadi karena ekses dari pandemi yang sedang melanda yang menyebabkan banyak pembatasan dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat termasuk pembatasan dalam tatap muka pembelajaran. Ini tentu menjadi problematika tersendiri bagi lembaga pendidikan yang selama ini lebih fokus pada moda pembelajaran tatap muka. Persoalan sarana internet, laptop, hp yang tidak semua siswa punya ditambah dukungan lingkungan siswa yang belum punya dukungan dalam ikut mengawal pembelajaran daring termasuk kemampuan guru dalam menguasai dan membawakan kontens pembelajaran yang menarik menjadi ragam persoalan yang sulit terurai dalam mencapai tujuan pembelajaran yang maksimal. Karena itu tentu pihak sekolah harus punya strategi dan komitmen dalam menutupi lobang_lobang kelemahan dalam berbagai moda pembelajaran masa pandemi dengan berbagai ragam terobosan. Salah satu menyiapkan buku bahan belajar sebagai sumber belajar siswa dirumah yang tentu diharapkan dapat membantu siswa dalam penguasaan materi termasuk memudahkan siswa dalam mengerjakan tugas dan seterusnya. Tapi program ini harus bisa dikawal dan diperkuat dengan bimbingan oleh guru jija siswa mengalami kendala dalam memahami materi termasuk memberikan penugasan mandiri pada siswa sehingga siswa punya dorongan untuk membaca buku yang sudah diberikan.
Alhamdulillah 18_an ribu buku paket yang kita siapkan, yang sedang dibagikan ke siswa sejumlah 1000 siswa dari kelas X, XI dan XII. Buku yang dibagikan ke siswa ini meliputi buku wajib agama sejumlah 5 mapel, buku wajib umum sejumlah 8 mapel, dan 5 mapel peminatan sehingga siswa dapat menerima rata_rata buku paket sejumlah 18 sampai 20 buku dari 21 mapel yang dipelajari dalam struktur kurikulum pada tingkat madrasah aliyah. Dan kesemua buku paket yang dibagikan ke siswa ini disiapkan oleh pihak sekolah yang dianggarkan secara bertahap dalam 3 tahun terahir ini dari anggaran BOS madrasah yang tentunya status buku ini pinjamsn dari perpustakaan oleh siswa yang nantinya harus dikembalikan setelah akhir tahun pembelajaran, papar kamad MAN 1 Lotim M Nurul Wathoni didampingi kepala perpustakaan MAN 1 Lotim Husnul Laila.
Proses peminjaman buku ini juga diikat oleh tatib peminjaman supaya siswa bisa memsnfaatkan buku ini secara baik dan agar bukunya juga terawat karena menyiapjan buku bagi siswa sebanyak ini tentu tidak sedikit termasuk disiapkan 3 tahunan baru bisa lengkap sehingga pihak madrasah melaramg siswa untuk beli buku mapel lagi karena telah disiapkan termasuk buku AKM juga sudah disiapkan pihak madrasah untuk dimanfaatkan siswa dalam menghadapi AKM (Asismen Kompetensi Minimal) yang mulai diberlakukan tahun ini bagi siswa kelas XI ungkap Husnul Laila pada tim media ini pada selasa 27 Juli 2021.
Ditempat terpisah kakanmenag Lotim H Sirojuddin saat dihubungi via telpon oleh jurnalis, mengungkapkan apresiasinya pada komitmen madrasah dalam mempasilitasi kebutuhan belajar siswa secara maksimal termasuk menyiapkan buku bagi siswa secara gratis yang telah dianggarkan secara bertahap dari bos madrasah. Dan apa yang dilakukan oleh MAN 1 Lotim harus bisa diiikuti oleh yang lain supaya disiapkan sumber belajar yang memadai bagi siswa dan guru tentunya dilakukan secara proporsional dan mengacu pada regulasi dan jangan sampai ada praktik_praktik guru jualan buku mapel lagilah di madrasah karena itu dilarang oleh regulasi. Karena itu penting penyiapan buku oleh sekolah secara bertahap seperti MAN 1 ini dan manfaatnya besar dalam mengatasi ragam hambatan dalam pembelajaran terutama dimasa pandemi harap Sirojuddin.(nwt)