Dalam upaya memudahkan siswa memahami materi ajar dan juga sebagai salah satu sumber belajar siswa, MAN 1 Lotim membagikan buku mapel ke para siswa dengan jumlah buku yang dibagikan sekitar 18 sd 20 buku mapel untuk seluruh siswa dari kelas X, XI dan XII dengan jumlah siswa sekitat 1000 orang. Ada 19 ribu buku yang dibagikan dengan status pinjam pakai selama 1 tahun dan akan dikembalikan lagi setelah kenaijan kelas. Buku sebanyak ini dulu anggarkqn dari anggaran BOS dan anggaran lainnya yang dicicil secara bertahap sekitar 4 tahun. Untuk buku yang rusak atau semacamnya berusaha kita permak lagi dan yang hilang, rusak parah kita belikan lagi untuk dapat dinanfaatkan siswa sebagai sumber belajar, papar Waka Kurikulum MAN 1 Lotim Mahpuz, S. Pd
Lanjut Mahpuz, pembagian buku bagi siswa selalu kita lakukan diawal tahun pelajaran, yang dibagikan secara terjadwal dan tentu ada komitmen siswa yang harus dikawal agar siswa bertanggungjawab untuk bisa merawat buku yang dibagikan ini agar terawat dan bisa dimanfaatkan. Buku_buku ini mengacu pada kurikukum 2013 dan buku yang mengacu pada KMA 183 dan 184 untuk buku mapel PAI dan bahasa arab. Ada sekitar 20 mapel yang ditempuh siswa pada masing_masing jurusan yakni jurusan IPA, IPS dan Agama dan buku tang dibagikan kepada siswa sekitar 18 sd 20 buku mapel setiap siswa. Tinggal siswa manfaatkan dengan baik.sebagai sumber belajar afar siswa lebih mudah memahami materi, membantu siswa dalam mengerjakan tugas dan seterusnya.
Sementara itu, kepala MAN 1 Lotim M Nurul.Wathoni menyampaikan bahwa buku merupakan sumber belajar utama bagi siswa dan guru dalam pembelajaran karena itu sejak 2018 kita ikhtiarkan program penyiapan buku bagi siswa secara bertahap dan terahir kita lengkapi tahun 2020 kemarin sehingga seluruh buku mapel bisa dimiliki oleh semua siswa. Terlebih sejak tahun 2017 di MAN 1 Lotim, kami melarang guru jual buku termasuk LKS dan siswa juga dilarang karena itu pihak madrasah berusaha untuk secara bertahap menyiapkan buku termasuk mendorong siswa untuk memiliki file buku digital yang telah didistribusikan pihak kemenag RI sehingga tidak ada alasan siswa untuk mengatakan tidak punya buku, kesulitan belajar atau semacamnya. Pentingnya buku ini juga dalam upaya mengatasi kesulitan belajar siswa sebagai dampak wabah covid yang membuat siswa memiliki keterbatasan belajar tatap muka. Kita berharap buku_buku pelajaran ini bisa dimanfaatkan maksimal oleh siswa dan bapak ibu guru agar ketercapaian tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dalam tercapai. Dan buku ini bisa dirawat oleh sisea agar nanti setelah selesai kenaikan kelas daoat dimanfaatkan oleh adik kelasnya jika kurikulumnya tidak berubah, tegas Wathoni.(nwt)